Telaga segara tamba urip mulanya sudah mati selama lebih dari seratus tahun. Namun pada saat pembangunan Pura Khayangan Jagat Bhuana Purohita, air di dalam telaga muncul kembali, dan pada saat pengerjaan telaga airnya menghilang dan setelah pengerjaan selesai airnya muncul kembali. Hyang Mpu Kuturan kemudian menitahkan untuk stana dari Manu Awatara yaitu delapan roh agung, yang terdiri dari Luxuriuss, Arupa, Tena, Huriups, Hiera, Raia, Sula dan Soaka, yang dicirikan dengan Linggih Sampan yang ada di tepi telaga. Selanjutnya, Pendayung dari perahu tersebut adalah Awatara pertama di luar dari sepuluh Awatara yang dikenal manusia. Adalah Dewa Siwa yang menjelma menjadi Awatara Manu. Pinisepuh mengatakan, Pada diri Manu Awatara ada delapan Roh yang disebut dengan Roh Agung. Nama dari delapan Roh itu adalah :
1. Luxuriuss - sumber dari semua kebahagiaan
Apapun yang membahagiakan manusia maka sinar dari roh Agung ini senantiasa akan berkembang dalam diri manusia. Kebahagiaan ditempatkan pada yang utama sebab pencapaian evolusi sempurna membawa kepada kebahagiaan tanpa batas bagi manusia yang telah mencapainya. Pada saat sama ada sisipan ketidakbahagiaan. Luxuriuss adalah salah satu dari delapan roh dan keadaan yang lain akan mempengaruhi.
2. Arupa - memberi wujud kepada ciptaan
Evolusi kehidupan di galaksi Zimros Saixya berkembang dari enam keadaan. Semua dicitrakan dengan berbagai wujud fisik dan non fisik pada setiap pencapaian evolusi, pada setiap perubahan bentuk dalam evolusi. Wujud dari roh adalah bentuk pencapaian terakhir yang sesungguhnya dari evolusi dan sangat berbeda dengan wujud fisik. Telah kulihat bagaimana seorang manusia yang rupawan rohnya adalah seekor katak yang di Bali dinamakan Enggung, bagaimana kulihat dalam sesi peningkatan Kundalini seorang manusia rohnya adalah Anjing. Seorang manusia dengan wajah hitam dan tidak menarik rohnya bersinar. Sifat dari perkembangan kadar tubuh ikut membentuk wujud dari roh dan wujud fisik. Bagaimana pohon pisang atau batu kerikil menunjukkan auranya, suatu pertanda mereka akan segera mengalami perubahan wujud yang lebih baik pada reinkarnasi selanjutnya. Jadi wujud fisik itu hanyalah wadah untuk evolusi partikel Brahman. Roh-roh yang masih memiliki wujud terakhirnya pada saat hidup adalah roh yang belum menemukan Kawitan, kukatakan lagi; Ka adalah tujuan Witan adalah tempat. Wujud dibentuk dari lima elemen spiritual; air, api, tanah, udara dan eter serta dibentuk oleh lima elemen bumi; air, api, kayu, tanah dan logam. Semuanya adalah empat puluh kadar tubuh, yaitu kimia dasar dari alam semesta.
3. Tena - anugrah prana selalu ada dalam ciptaan yang disebut juga dengan aura
Wujud fisik sangat penting, tetapi evolusi roh yang membawa Agungnya evolusi. Hyang Narayana telah mencontohkan bahwa pernah menjadi ikan, badak, manusia kerdil, menjadi kura-kura, pria nan ganteng yaitu Rama, Krisnha. Prana yang menjadikan semua berguna sesuai dengan keadaan pencapaiannya. Perkembangan sinar Antahkarana yang menyebabkan Chakra tubuh berkembang secara spiritual, perkembangan sistem spiritual masa lalu dan masa hidup kini menjadikan manusia hidup dengan keadaannya sekarang; sehat, sakit, kaya, miskin, pejabat, pengusaha, guru suci, gembel, ganteng, jelek, cacat, sempurna, dan lainnya. Suka, Duka, Lara, Pati – Senang, Susah, Sakit, Mati.
Roh Tena membawa suatu perkembangan roh manusia agar berevolusi, keadaannya dipengaruhi oleh tiga sifat dari Tri Guna; Sattwam - Swah, Rajas - Bhuwah dan Tamas - Bhur. Tiga sifat ini yang mengikat roh dengan wujud atau Arupa yang tercipta dari lima elemen spiritual dan lima elemen bumi. Setelah berevolusi menjadi manusia dan kemudian mati, sebelum kekuatan Arupa dan kekuatan Tena berpisah maka manusia tersebut susah mencapai evolusi. Roh dengan wujud terakhir sebagai manusia tetap melekat dan berada di bumi. Empat puluh kadar tubuh tersebut kemudian dirangkum menjadi yang disebut dengan Panca Maha Butha, Lima sifat materialisme yang rahasia. Panca Maha Butha dan Roh harus dipisahkan agar Roh dapat berevolusi kembali dengan reinkarnasi. Oleh Karenanya di Bali ada prosesi Ngaben, di belahan dunia lain ada kremasi. Semuanya bertujuan untuk memisahkan dua unsur ciptaan yaitu Arupa dan Tena, dengan kekuatan api suci, puja mantra. Roh kembali kepada Prajapati, kepada kekuatan penciptaan.
Yang sangat buruk adalah kalau mati tidak wajar; ulah pati - dengan sengaja mengakhiri hidup dan salah pati - berbagai kecelakaan tak sengaja, disengaja dan bencana. Roh akan mengalami kegelapan dan tidak menemukan sinar alam semesta. Dalam keadaan ini, Ngaben dan Kremasi belum mampu mengantarkan sang roh mencapai Kawitan, tempat tujuan. Oleh karenanya Hyang Rsi Markandeya mengajarkan umat manusia Nusantara untuk melakukan Puja Surya Sewana. Sinar dari dupa, lilin, api suci dan puja mantra akan membentuk sinar di galaksi dan sinar tersebut terhubung dengan sistem semesta dan harapannya roh yang dalam kegelapan akan menemukan sinar tersebut dan masuk ke dalamnya dan menuju Witan sesuai dengan tingkatan kesadaran Roh yang terakhir. Manakala sinar yang dibentuk oleh pujanya Brahmana dan dipakai jalan oleh roh untuk menemukan Kawitan, maka sang roh dari Brahmana akan mengalami peningkatan dalam evolusi. Dalam kehidupan nyata akan mendapat kelimpahan materi dalam berbagai bentuknya.
Selanjutnya Pinisepuh mengamanahkan kami para murid agar sesering mungkin melakukan yadnya Agni Hotra agar semua mendapat kebaikan karena menjalankan kebaikan dari NAN GUNA, SASTRA dan TATWA PADESA yang berjiwa bakti kepada semua tingkatan sastra dalam Weda dan alam semesta. Agni Hotra adalah Yadnya tertinggi dalam ritual kesemestaan, membentuk hubungan bumi dan alam semesta dengan munculnya sinar, mengagungkan kekuatan dari Hyang Rudra sebabnya hanya Hyang Rudra yang bertugas menarik kembali unsur ciptaan, sebab Hyang Rudra adalah yang menguasai kekuatan penciptaan atau Prajapati. Ku bagankan laku untuk berevolusi bagi manusia seperti pada ilustrasi. Galilah setiap makna dari Weda yang sudah ada.
4. Huriups - menjadikan semua bertumbuh dan hidup
Semua bentuk dari sifat ciptaan dibekali dengan kemampuan bertumbuh. Sesuai dengan sifat massa pada materi. Manusia mempunyai sistem metabolisme tubuh yang tergantung dari Tena. Semua unsur alam dari keadaan Tri Guna berkesan untuk mengikat sang roh di dalam wujud. Tena mengolah semua unsur dari lima elemen agar berguna untuk pertumbuhan dari seluruh aspek kehidupan biologis. Dalam kehidupan manusia, Huriups mengekang dan mengendalikan sifat pertumbuhan dengan menguasai seluruh bentuk kehidupan, jaringan sel seluruh organisme dan lainnya. Menjaga seluruh keseimbangan yang ada pada semua yang hidup. Penguasaan bukan hanya pada sistem manusia tetapi semua yang bertumbuh di alam semesta. Menguasai semua sifat inteligen dari makhluk hidup, menciptakan semua keseimbangan dari seluruh jaringan kehidupan. Mengapa Macan tidak bermigrasi ke kota besar dan memakan manusia, ini contoh sederhana yang jelas dan bisa digambarkan. Semua berada dan tumbuh pada tempatnya.
Evolusi bumi berawal dari sebab Hidrogen Sulfida karena letusan gunung-gunung galaksi serta reaksi Fusi dan Fisi yang membentuk sistem udara, membiarkan kehidupan primitif berkembang, bangsa lumut awal mula evolusi wujud, menjadi Alga dari bangsa ganggang hijau tumbuh mencipta udara dan oksigen. Selanjutnya ada mikroba, bakteri untuk mengurai yang mati, kemudian ada pengendalinya yaitu merkuri, timbal, dan prana giok bumi serta yang lainnya. Roh Huriups yang mengatur agar semua partikel Brahman, orbs, partikel atom atau partikel Tuhan bertumbuh dan berevolusi membentuk suatu rangkaian yang kita kenal sebagai rantai kehidupan. Semua berguna dalam proses evolusi galaksi, yang berjalan sesuai dengan hukum Karma, sebab dan akibat. Manusia hanya mengetahui sebagian kecil dan berkembang sesuai dengan asal dari jalur evolusi. Lihatlah bagan evolusi pada halaman selanjutnya. Semua bentukan kehidupan saling terkait, menguntungkan dan merugikan dalam hubungan seperti kukatakan dijalin dalam skematik hukum Tuhan, yaitu sebab dan akibat.
5. Hiera - pengetahuan masa depan menjadikan ciptaan berevolusi
Manusia dibekali dengan otak stereo, kanan dan kiri agar berkembang dalam berkehidupan, menciptakan teknologi dan sarana prasarana hingga mencapai teknologi penemu teknologi lanjutannya. Hiera memberikan semangat kepada manusia agar mempunyai impian akan masa depan demi perkembangan bumi, galaksi. Otak kanan membawa kreativitas bagi manusia yang sudah berkembang, hingga kebanyakan teknologi yang ada datang dari suatu visi manusia-manusia yang berkecimpung sebagai cendekiawan, ilmuwan, sastrawan, penemu, dan lainnya. Semua dari visi, khayalan, kemudian dari mana sumber semua khayalan tersebut? Hiera yang mengatur keadaan ini dan semuanya sesungguhnya sudah ada di alam Ancaka. Yang sudah terwujud ada rekamannya, yang akan terjadi semua ada di sana. Sistem semesta hanya dibatasi oleh pikiran dari otak yang cuma sebesar biji kacang tanah. Untuk sebagian besar manusia baru terpakai dalam jumlah kecil saja dari keseluruhan kemampuan intelegensinya, materialisme lebih menonjol, kukatakan sebagian besar manusia sekarang masih di masa purba bagi pencapai kesempurnaan masa depan. Sebab manusia sempurna sudah mencipta dengan kekuatan, dalam pandangan, Pinisepuh kerap mematerialkan udara menjadi permata mirah, kadang mutiara, kadang mengkristalkan air. Dasar dari semua itu adalah pengetahuan masa depan yang gaib, ajaib. Jangan anti dengan kata gaib sebab semua berasal dari kegaiban. Itulah Filsafat manusia mengintisarikan atas pengetahuan manusia membahasakan metafisika sebelum menjadi fisika. Pinisepuh menunjukkan hal demikian secara terbatas kepada para murid untuk memberi suatu bukti akan keberadaan unsur dari kekuatan kesempurnaan pencapaian lima elemen. Pinisepuh memiliki kekuatan penciptaan yang disebut Prajapati, dalam kekuatan di skala. Semua keadaan itu ada di masa depan manusia yang tertarik dengan keajaiban spiritual atas berkembangnya Chakra kelamin dan Chakra tenggorokan, yang merupakan Chakra pembawa sifat brilian pada manusia, tetapi sebelum dua Chakra ini bisa dikembangkan Chakra lainnya harus berkembang sempurna. Chakra Kelamin disebut Ongkara Ngadeg dan Chakra Tenggorokan disebut Ongkara Sungsang.
6. Raia - DNA keAgungan agar ciptaan sadar ada karena diciptakan
Yang menguasai sistem evolusi manusia adalah Raia. Semua manusia meyakini bahwa dirinya adalah ciptaan dari Tuhan, kejahatan dan pembantaian adalah suatu sifat yang diingkarinya karena rohnya belum berkembang. Mengapa ada rasa takut pada manusia? Karena dalam DNA diinstal pengaruhnya, demikian pula rasa gembiranya dan semua perasaan yang lainnya. Semua kondisi perasaan dan pikiran Roh Raia yang menginspirasi. Tetapi sistem memberi suatu kebebasan bagi manusia, hanya sistem kesadaran disisipkan di dalam setiap DNA, perubahannya adalah seratus persen dari pikiran manusia. "Kenapa Brahma tidak menciptakan semuanya dalam keadaan baik?". Sama penting pertanyaan lainnya: "Untuk apa diciptakan kalau tidak ada suatu alasan besar dari penciptaan?". Diakui tidak diakui, semua manusia merasa dirinya ciptaan Tuhan. Ketidakhormatannya akan Tuhan datang dari sisipan insting, naluri, tiga watak semesta: Dewa, Manusia dan Asura. Sebab itulah mengapa ada sistem evolusi. Keadaannya berbeda untuk setiap roh kehidupan, karena setiap roh punya pengalaman yang berbeda, mengembang atau menguncup. Yang berkembang yang mampu melanjutkan evolusi yang tidak berkembang menuju sistem di bawahnya dengan berbagai cara kematian yang telah dipilihnya dari cara melakoni hidupnya. Ini bukan proses pengadilan Tuhan kepada ciptaan, tetapi lebih kepada manusia tidak menjalankan aturan semesta untuk berevolusi agar sistem semesta tidak mendepaknya dari jalur. Mobil jalanan tidak akan mampu balapan dengan mobil F1, suatu persamaan sederhana. Mengapa dalam setiap bencana besar selalu ada yang selamat, apakah karena disayang Tuhan? Kalau engkau menjawab 'ya', engkau telah mendiskreditkan Tuhan. Jawabannya, mengapa benua Atlantis tenggelam, dan kita mengenangnya sekarang? Karena kita selamat dari sistem tersebut.
7. Sula - Anugrah ilmu sastra kehidupan yang selalu berkembang
Untuk mendukung jalannya evolusi, Roh Sula telah menurunkan berbagai pengetahuan melalui cendekiawan, ilmuwan, sastrawan, pujangga, dan semua Messenger bumi. Yang pernah ada menjadi peradaban kemudian hilang karena proses penyetaraan, ditemukan kembali dari situs kuno. Kemudian ilmu juga diterima oleh para suci yang menerima wahyu. Kemudian yang bergelut dengan hi-tech mendapat teknologi. Semua ilmu pengetahuan itu namanya Weda. Weda bukan kitab agama, tetapi semua sastra yang memberdayakan manusia dan diakui kegunaannya oleh manusia adalah Weda. Yang berkembang seharusnya membantu perkembangan dan bukan membantainya dengan penemuan teknologi. Tetapi ilmu pengetahuan suci adalah yang disebut Weda.
8. Soaka - ciri ciptaan adalah memiliki kekuatan dan daya tahan hidup
Sifat yang paling hakiki adalah dari Roh Soaka yang menginspirasi kehidupan. Sifat default atau sifat dasar bawaan semua yang hidup. Semua ciri ciptaan adalah mempunyai naluri untuk bertahan hidup pada setiap jenjang peradaban, pada setiap situasi dan interaksi antar ciptaan. Oleh karenanya, dengan tetap mempertahankan keinginan untuk hidup pada keadaan sekarat, seorang manusia bisa lolos dari maut. Kekuatan Soaka berpadu dengan kekuatan semangat dari Roh Hiera menjadikan manusia selalu bertahan dalam hidup dan berkembang dalam menjaga kehidupan pada berbagai jaman. Memutus kehidupan sendiri adalah menghina sang Pencipta, memutus kehidupan manusia lain adalah menyalahi sistem semesta dan menghina Sang Pencipta. Rantai kehidupan bukan melakukan pembasmian, tetapi evolusi tinggi tergantung dari evolusi rendah, semua terkait dan saling membutuhkan. Adanya semesta adalah dari suatu alasan yang tidak terbayangkan pikiran manusia dan bahkan oleh manusia sempurna. Semua kesempurnaan evolusi adalah karena bersatunya Delapan Roh Agung. Roh Soaka memasukkan inspirasi bertahan hidup ke dalam sistem DNA manusia. Ang Ung Mang, AUM, Ommmm... demikianlah getaran tubuh dari semua yang hidup. Suara dari bunyi OM akan mengembalikan sistem tubuh ke sistem default. Kalau sistem pada tubuh manusia sudah kacau balau, suara OM disebut bija mantra yang akan memperbaiki sistem-sistem spiritual. Mengembalikan semua unsur dalam tubuh fisik selaras dengan alam semesta dan mengembalikan semua sifat ciptaan dari 8 Roh Agung. Mengembalikan sistem sadar dan tidak sadar. Menggetarkan Pineal, Pituitari agar Medulla Oblongata merespon positif.
Delapan Roh Agung kemudian menempati semua lubang yang ada pada diri manusia yang disebut Panca Indra. Lubang telinga, mata, hidung, mulut, kemaluan dan lubang dubur. Membawa delapan keadaan pada diri manusia. Membawa berkah kepada delapan arah mata angin. Delapan berkah yang mampu dipikirkan manusia, berkah tanpa batas, berkah sebesar yang mampu diangankan. Kalau kekayaan, adalah kekayaan yang tanpa batas. Kalau ia sastra adalah sastra moksha, untuk mencapai keabadian. Semua Kekuatan Prajapati berada pada Hyang Manu. Memberi kehidupan kepada semua yang diciptakan. Menerima kembali kedatangan semua ciptaan Hyang Maha Kuasa. Hyang Manu disabdakan menempati Sinar Telur Emas, yaitu Gua Hiranya Garbha atau Rahim Emas. Ujung dari perjalanan Sinar Antahkarana. Pintu Gerbang rahasia untuk mencapai Tiga Alam; Alam Bodi Sattwa, Alam Budha dan Alam Raja Jagat.
Penulis : Ida Pandita Mpu Paramadaksa Purohita